PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 1 PURWODADI
Jl. R. Suprapto No.82 Telp. (0292) 421010 Fax.(0292)
422689 Purwodadi 58111
PENTINGNYA
POLA PACARAN SEHAT
TERHADAP
REMAJA
DI SMANSA PURGAN
( Purwodadi / Grobogan / Jawa Tengah )
Diajukan
untuk Memenuhi Tugas
Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia
Oleh:
Nama : YHAGIE HARTIANS INDONESIA
Kelas : XI IPS 3
No : 27
NISN : 9962910045
Tahun pelajaran 2012 / 2013
KATA
PENGANTAR
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmatnya kepada saya sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan. Saya juga ingin
mengucapkan terima kasih untuk seluruh pihak yang telah membantu saya dalam pembuatan
karya tulis ini dan berbagai sumber yang telah saya pakai sebagai data dan fakta
pada karya tulis ini.
Saya mengakui bahwa saya adalah manusia biasa yang mempunyai keterbatasan dalam
berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan
sangat sempurna. Begitu pula dengan karya tulis ini yang telah saya selesaikan.
Tidak semua hal dapat saya deskripsikan dengan sempurna dalam karya tulis
ini. Saya melakukannya semaksimal mungkin dengan kemampuan yang saya miliki
Saya bersedia menerima kritik dan saran dari para pembaca. Saya akan menerima semua kritik dan saran tersebut untuk memperbaiki karya tulis saya.
Dengan menyelesaikan karya tulis ini saya harap bisa bermanfaat dan dapat
menambah pengetahuan pembaca serta bisa menjadi referensi untuk para pembaca.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………….i
Daftar Isi………………………………………………………………...…...... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………………………................
1.2 Rumusan Masalah……………………………………….……………....................
1.3 Tujuan………………………………………………….……...................................
1.4 Asumsi ………..………………………..……………..............................................
1.5 Metode Pengamatan..……….……………………………………………….............
1.6 Manfaat…………………....………………………………………………….........
BAB II KAJIAN TEORI
2.1 Pengertian Masa Remaja/Pubertas............................................................................
2.2 Ciri-ciri
Perkembangan pada Masa Remaja/Pubertas...............................................
2.3 Pengertian Pacaran....................................................................................................
2.4 Tahap dalam Pacaran.................................................................................................
2.5 Sudut Pandang Pacaran..............................................................................................
2.6 Dampak Pacaran.......................................................................................................
2.7 Membentuk Pola Pacaran Sehat................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian...................................................................................
3.2 Bahan Penelitian........................................................................................................
3.3 Rancangan Percobaan................................................................................................
3.4 Teknik Pengumpulan Data........................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian.........................................................................................................
4.2 Pembahasan..............................................................................................................
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan...............................................................................................................
5.2 Kritik dan
Saran........................................................................................................
Daftar
Pustaka....................................................................................................iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia diciptakan sangat
istimewa oleh Allah. Dengan demikian,
manusia adalah makluk ciptaan yang sangat termulia, paling sempurna dan paling berharga
dibandingkan dengan ciptaan-ciptaan Tuhan lainnya. Manusia sebagai ciptaan Tuhan yang paling sempurna
karena manusia memiliki pikiran,akal
budi,cipta,rasa dan karya ,berbeda dengan makhluk ciptaan Tuhan lainnya yang
tidak memiliki hal tersebut.
Menurut Aristo Teles,perkembangan
individu sejak anak sampai dewasa terdiri dari 3 tahap yaitu :
1. Tahap I
: 0-7 tahun (masa bermain)
2. TahapII
: 7-14 tahun (masa sekolah rendah)
3. Tahap III
: 14-21tahun (masa remaja ,masa peralihan dari usia anak kedewasa)
Masa remaja/masa pubertas
biasanya identik dengan pencarian jati diri. Karena pada masa ini emosi mereka
masih labil dan mereka cenderung ingin mecoba hal-hal yang baru. Dorongan untuk mencari jati diri
dengan mencoba hal-hal baru amatlah kuat, dan terkadang jika ‘kelewatan’ bisa
merusak akal sehat. Tekanan untuk menjalani masa ‘pacaran’, iming-iming dari
orang-orang sekitar, dan siaran media masa-pun turut andil dalam keinginan
remaja untuk menjalani sebuah masa ‘pacaran’.
Masa
remaja adalah masa yang indah. Banyak hal yang terjadi pada masa transisi
remaja dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Satu proses masa yang semua anak
manusia telah, sedang dan akan teradi dalam sebuah proses tumbuh kembang
remaja. Dunia remaja memang unik, sejuta peristiwa terjadi dan sering
diciptakan dengan ide-ide cemerlang dan positif.
Namun
demikian tidak sedikit juga hal-hal negatif yang terjadi. Salah satu hal yang
menarik dan terjadi dalam dunia remaja adalah trend pacaran yang digemari sebagian
remaja walau tidak sedikit juga orang dewasa gemar melakukannya. Bahkan ada
rumor yang menarik, bahwasanya bila ada remaja yang belum punya pacar berarti
belum mempunyai identitas diri yang lengkap.
Memang
tidak dapat dipungkiri apabila pacaran merupakan momen tersendiri dikalangan
remaja. Dan kalaupun dicari satu definisi tersendiri pacaran maka akan sulit.
Sebagian ada yang mendifinisikan pacaran adalah ajang dari untuk mendapatkan
kepuasan libido seksual, atau pacaran hanya sebagai label ”saya punya pacar dan
dapat mendongkrak percaya diri”. Ataukah pacaran adalah suatu hal yang penting
karena dengan pacaran kita punya seseorang yang bisa membantu kita dalam
mengatasi persoalan hidup dan untuk definisi pacaran tentu akan ada banyak yang
lainnya.
1.2
Rumusan Masalah
Rumusan dari penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1.Apa itu pacaran?
2.Bagaimana pandangan-pandangan tentang pacaran yang dilihat dari berbagai
aspek kehidupan?
3.Apa dampak dan manfaat yang dapat diperoleh dari pacaran?
4.Bagaimana cara membentuk pola pacaran sehat sehingga tidak menyebabkan dampak
negatif bagi remaja yang berpacaran?
1.3
Tujuan
Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1. Mendiskripsikan pengertian pacaran.
2. Mendiskripsikan bagaimana pandangan-pandangan tentang pacaran yang dilihat
dari berbagai
aspek kehidupan.
3. Mendiskripsikan apa dampak dan manfaat yang dapat diperoleh dari pacaran.
4. Mendiskripsikan bagaimana cara membentuk pola pacaran sehat.
1.4 Asumsi
Dalam penelitian ini saya berpendapat bahwa pacaran sudah menjadi budaya di
kalangan remaja.
1.5
Metode Pengamatan
Metode pengamatan
yang saya gunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah dengan
pengisian angket dan juga mencari artikel-artikel yang berasal dari website di internet.
1.6
Manfaat
Manfaat
dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Sebagai referensi dalam dalam kehidupan remaja
2. Bagi pembaca khususnya para remaja, agar bisa membantu menerapkan sistem
pacaran
sehat dan tidak merugikan pada remaja yang bersangkutan.
3. Menambah wawasan dan pengetahuan pembaca.
Bab
II
KAJIAN TEORI
2.1
Pengertian Masa Remaja/Pubertas
Remaja berasal dari
kata latin adolesence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah
adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan
mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Remaja sebenarnya tidak
mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak
juga golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam
Monks, dkk 1990) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau
peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki
status anak.
Borring E.G.
( dalam Hurlock, 1990 ) mengatakan bahwa masa remaja merupakan suatu periode atau masa
tumbuhnya seseorang dalam masa transisi dari anak-anak kemasa dewasa, yang
meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa
dewasa. Sedangkan Monks, dkk ( dalam Hurlock, 1990 ) menyatakan bahwa masa
remaja suatu masa disaat individu berkembang dari pertama kali menunjukkan
tanda-tanda seksual, mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi
dari anak menjadi dewasa, serta terjadi peralihan dari ketergantungan sosial
ekonomi yang penuh pada keadaan yang mandiri.
Neidahart
(dalam Hurlock, 1990 ) menyatakan bahwa masa remaja merupakan
masa peralihan dan ketergantungan pada masa anak-anak kemasa dewasa, dan pada
masa ini remaja dituntut untuk mandiri. Pendapat ini hampir sama dengan yang
dikemukakan oleh Ottorank (dalam Hurlock, 1990 ) bahwa masa remaja merupakan
masa perubahan yang drastis dari keadaan tergantung menjadi keadaan mandiri,
bahkan Daradjat (dalam Hurlock, 1990 ) mengatakan masa remaja adalah masa
dimana munculnya berbagai kebutuhan dan emosi serta tumbuhnya kekuatan dan
kemampuan fisik yang lebih jelas dan daya fikir yang matang.
Erikson
(dalam Hurlock, 1990 ) menyatakan bahwa masa remaja adalah masa
kritis identitas atau masalah identitas – ego remaja. Identitas diri yang
dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa perannya
dalam masyarakat, serta usaha mencari perasaan kesinambungan dan kesamaan baru
para remaja harus memperjuangkan kembali dan seseorang akan siap menempatkan
idola dan ideal seseorang sebagai pembimbing dalam mencapai identitas akhir.
Berdasarkan
beberapa pengertian
remaja yang telah dikemukakan para ahli, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa remaja adalah individu yang sedang berada pada masa peralihan
dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan ditandai dengan perkembangan yang
sangat cepat dari aspek fisik, psikis dan sosial.
2.2 Ciri-ciri Perkembangan pada Masa Remaja/Pubertas
a. Perubahan fisik
Perubahan fisik berhubungan dengan aspek anotomi dan aspek fisiologis,
di
masa remaja kelenjar hipofesa menjadi masak dan mengeluarkan beberapa
hormone, seperti hormone gonotrop yang berfungsi untuk mempercepat
kemasakan sel telur dan sperma, serta mempengaruhi produksi hormon
kortikortop berfungsi mempengaruhi kelenjar suprenalis, testosterone,
oestrogen, dan suprenalis yang mempengaruhi pertumbuhan anak sehingga
terjadi percepatan pertumbuhan (Monks dkk, 1999). Dampak dari produksi
hormone tersebut Atwater, (1992) adalah: (1) ukuran otot bertambah dan
semakin kuat. (2) testosteron menghasilkan sperma dan oestrogen
memproduksi sel telur sebagai tanda kemasakan. (3) Munculnya tanda-tanda
kelamin sekunder seperti membesarnya payudara, berubahnya suara,
ejakulasi
pertama, tumbuhnya rambut-rambut halus disekitar kemaluan, ketiak dan
muka.
b. Perubahan
Emosional
Pola emosi pada masa remaja sama dengan pola emosi pada masa kanakkanak.
Pola-pola emosi itu berupa marah, takut, cemburu, ingin tahu, iri hati,
gembira, sedih dan kasih sayang. Perbedaan terletak pada rangsangan yang
membangkitkan emosi dan pengendalian dalam mengekspresikan emosi.
Remaja umumnya memiliki kondisi emosi yang labil pengalaman emosi yang
ekstrem dan selalu merasa mendapatkan tekanan (Hurlock, 1999). Bila pada
akhir masa remaja mampu menahan diri untuk tidak mengeksperesikan emosi
secara ekstrem dan mampu memgekspresikan emosi secara tepat sesuaidengan
situasi dan kondisi lingkungan dan dengan cara yang dapat diterima
masyarakat, dengan kata lain remaja yang mencapai kematangan emosi akan
memberikan reaksi emosi yang stabil (Hurlock, 1999). Nuryoto (1992)
menyebutkan ciri-ciri kematangan emosi pada masa remaja yang ditandai
dengan sikap sebagai berikut: (1) tidak bersikap kekanak-kanakan. (2)
bersikap rasional. (3) bersikap objektif (4) dapat menerima kritikan
orang lain
sebagai pedoman untuk bertindak lebih lanjut. (5) bertanggung jawab
terhadap
tindakan yang dilakukan. (6) mampu menghadapi masalah dan tantangan yang
dihadapi.
c. Perubahaan
sosial
Perubahan fisik dan emosi pada masa remaja juga mengakibatkan perubahan dan
perkembangan remaja, Monks, dkk (1999) menyebutkan dua bentuk
perkembangan remaja yaitu, memisahkan diri dari orangtua dan menuju
kearah teman sebaya. Remaja berusaha melepaskan diri dari otoritas
orangtua
dengan maksud menemukan jati diri. Remaja lebih banyak berada di luar
rumah dan berkumpul bersama teman sebayanya dengan membentuk
kelompok dan mengeksperesikan segala potensi yang dimiliki. Kondisi ini
membuat remaja sangat rentan terhadap pengaruh teman dalam hal minat,
sikap penampilan dan perilaku. Perubahan yang paling menonjol adalah
hubungan heteroseksual. Remaja akan memperlihatkan perubahan radikal
dari
tidak menyukai lawan jenis menjadi lebih menyukai. Remaja ingin
diterima,diperhatikan dan dicintai oleh lawan jenis dan kelompoknya.
2.3 Pengertian Pacaran
Pacaran adalah hubungan
yang dijalani ketika seorang pria dan seorang wanita saling menyukai satu sama
lain dan ingin menjajaki kemungkinan untuk melangkah ke hubungan yang lebih
serius lagi, atau sebagai status yang me"legal"kan mereka untuk merasa bebas saat terlihat selalu
berdua dan saling mengungkapkan ekspresi sayang, atau hubungan yang dijalani
sebagai kesempatan untuk mengenal lebih dalam seseorang yang akan menjadi suami
atau istri mereka di kemudian hari.
2.4 Tahapan
Dalam Pacaran
Ada beberapa tahapan dalam berpacaran,yaitu;
Dalam tahap ini tantangannya adalah bagaimana
mendapatkan kesempatan untuk menyatakan ketertarikan dan menilai orang lain.
Munculnya ketertarikan kita dengan seseorang, misalnya, karena penampilan fisik
(dia ganteng/cantik, tinggi, dsb), kemampuan (pintar), karakteristik atau sifat
(sabar, cool, periang) dan lain-lain. Menurut para ahli, umumnya cowok pada
pandangan pertama lebih tertarik pada penampilan fisik. Sedangkan cewek lebih
kepada karakteristik atau kemampuan yang dimiliki cowok.
Pada masa ini sedang terjadi peralihan dari
rasa tertarik ke arah rasa tidak pasti. Maksudnya, kita mulai bertanya-tanya
apakah dia benar-benar tertarik sama kita atau sebaliknya apakah kita
benar-benar tertarik sama dia. Pada tahap ini kita mendadak ragu apakah mau
melanjutkan hubungan atau tidak. Kalau kita tidak mampu memahami tahapan ini,
kita akan mudah berpindah dari satu orang ke orang lainnya.
- Tahap komitmen dan keterikatan
Pada tahap ini yang timbul adalah keinginan
kita kencan dengan seseorang secara eksklusif. Kita menginginkan kesempatan
memberi dan menerima cinta dalam suatu hubungan yang khusus tanpa harus
bersaing dengan orang lain. Kita juga ingin lebih rileks dan punya banyak waktu
untuk dilewatkan bersamanya. Seluruh energi digunakan untuk menciptakan saling
cinta dan hubungan yang harmonis.
Dalam tahap ini mulai dirasakan keintiman yang
sebenarnya, merasa lebih rileks untuk berbagi lebih mendalam dibandingkan
dengan masa sebelumnya, dan merupakan kesempatan untuk lebih mengungkapkan diri
kita. Tantangannya adalah menghadapi sisi yang kurang baik dari diri kita.
Tanpa pemahaman yang baik bahwa cowok dan cewek mempunyai reaksi yang berbeda terhadap keintiman, kita akan mudah mengambil
kesimpulan yang salah bahwa terlalu banyak perbedaan antara kita dan dia untuk
melanjutkan hubungan.
2.5 Sudut Pandangan pacaran
Pacaran sudah menjadi hal yang
lumrah dan dikenal oleh masyarakat Indonesia dan dunia. Sehingga pacaran dapat
dilihat dari berbagai sudut pandang, diantaranya :
1.
Pacaran dalam lingkungan
2.
Pacaran dikehidupan sosial
3.
Pacaran dalam kehidupan budaya
4.
Pacaran dalam teknologi
5.
Pacaran dalam agama
PACARAN DALAM LINGKUNGAN
Sudah kita ketahui bahwa pacaran itu bisa dilakukan dimanapun,
kapanpun, dan oleh siapapun.Pacaran sangat berpengaruh dengan lingkungan begitu
pula sebaliknya lingkungan sangat berpengaruh dengan pacaran.Jika kita berada
di lingkungan yang aman, nyaman, tentram maka kita akan berasa nyaman berada di
lingkungan itu sendiri. Dalam pacaran pun begitu,maka dari itu sudah banyak tempat-tempat
yang bisa dilakukan untuk berpacaran oleh kalangan remaja.Tidak setiap tempat
dapat dipandang sebagai tempat pacaran yang baik.sebagai contoh adalah tempat
yang sepi,orang yang berpacaran di tempat sepi maka akan cenderung melakukan
hal-hal yang negatif.Oleh karena itu sebaiknya pacaran tidak dilakukan di
tempat yang sepi.
Selain itu pacaran yang baik
dan benar juga akan dipandang baik oleh lingkungan sekitar/masyarakat jika
dilakukan dengan baik dan benar tanpa melakukan hal-hal yang menjurus kepada
sex.Karena, jika tidak maka pacaran akan berdampak negatif pada lingkungan
sekitar.
contohnya;menyebabkan rasa tidak nyaman orang-orang disekitar kita.
PACARAN DIKEHIDUPAN SOSIAL
Manusia adalah makhluk sosial yang berarti makhluk yang tidak bisa
hidup sendiri dan manusia selalu bergantung kepada orang lain.Begitupula saat
pacaran,sepasang kekasih pun tidak akan bertahan lama tanpa adanya restu dari
orang-orang disekitarnya.Dengan adanya dukungan dari orang-orang sekitar maka
sepasang kekasih tersebut akan cenderung untuk saling menjaga hubungan
mereka.Jika suatu hubungan tidak direstui di kehidupan sosial maka suatu
hubungan pacaran itu tidak akan berasa aman dan nyaman,karena mereka akan
merasa terkucilkan di kehidupan sosial dan hal tersebut dapat menyebabkan
keduapasang kekasih itu untuk menyudahi hubungan mereka.Pacaran akan dipandang
baik di kehidupan sosial apabila hubungan tersebut tidak bersifat merugikan.
PACARAN DALAM KEHIDUPAN BUDAYA
Sebagaimana
yang telah kita ketahui istilah pacaran ini dulu sangatlah asing dan tak
dikenal oleh para remaja seperti sekarang ini, namun pada dewasanya pacaran
sudah merebak bak jamur di musim penghujan baik itu dalam lingkup kota maupun
desa pada kalangan remaja di abad ini.
Para remaja
ini seolah membuat suatu tradisi kebudayaan baru yang dalam hal ini mengusung
pacaran sebagai suatu budaya pada masanya. Sebenarnya mungkin itu adalah suatu
kewajaran yang biasa dalam pergaulan remaja kini bahkan pacaran ini sekarang
dianggap sebagai suatu kewajiban dalam prosesi pergaulan mereka. Padahal ketika
dahulu prosesi pacaran ini tidaklah ada bahkan khususnya di Indonesia, pacaran
itu dianggap sebagai suatu hal yang dianggap tabu dan bahkan sangat dilarang
karena tidak sejalan dengan nilai dan norma khususnya dalam pandangan agama
yang pada saat itu sifatnya sangat mengikat kuat terhadap masyarakat.
Pada awalnya
pacaran ini merupakan seperti yang telah dikemukakan diatas sebagai prosesi
mengenal satu sama lain dengan cara mengikat dan menyatakan hubungan mereka kedalam
bentuk yang bisa dikatakan formal agar dapat mengenal secara intim. Namun pada
perkembangannya pacaran disini seolah menjadi mode, bila seorang belum pernah
pacaran bisa dikatakan ketinggalan zaman. Hal seperti itulah kiranya yang
membuat remaja membangun persepsi wajibnya pacaran bagi kalangan mereka.
Kegiatan pacaran ini sebenarnya implikasi dari rasa kebutuhan seseorang atau
lebih karena kekurangan mereka dalam mendapat perhatian dan pengertian sebagai
makhluk sosial, sehingga timbulah suatu kekuatan atau dorongan alasan yang
menyebabkan orang tersebut bertindak untuk memenuhi kebutuhannya, dalam hal ini
pacaran
Dimana
sebagian orang tua menganggap jika ingin mendapatkan pasangan hidup yang cocok
baiknya harus saling mengenal secara lebih intim lebih dahulu untuk mengetahui
sifat-sifatnya seperti apa, apakah akan sejalan dan cocok ataukah tidak dengan
menggunakan pacaran sebagai jembatan prosesi tersebut. Akibatnya sekarang
dengan adanya dorongan itupun pacaran akhirnya berkembang dari suatu budaya menjadi
sebuah tradisi. Budaya pacaran ini pada masyarakat Indonesia dulu tidak terlalu
berkembang melesat seperti sekarang.
Salah satu
hal yang menjadikan budaya pacaran ini menjadi tradisi adalah pada khalayak
remaja adalah tak lain karena pengaruh media teknologi abad sekarang yang
selama ini serta merta menyoroti kegiatan-kegiatan remaja yang di dalamnya
lebih banyak terfokus kepada pacaran tersebut. Sehingga pada efeknya melalui
media para remaja menganggap pacaran sebagai tren atau mode berbudaya pada abad
ini. Awalnya pacaran tidak semudah itu merangsek masuk kedalam culture
masyarakat Indonesia karena dianggap tidak sesuai dengan nilai dan norma
masyarakat khususnya umat beragama Islam.
Budaya
pacaran saat ini dengan budaya pacaran di waktu lampau sangat berbeda.
Di masa lalu pacaran tidak sehebat masa sekarang, berikut beberapa perbedaan
budaya pacaran pada saat ini dengan masa lalu.
Masa lalu :
a.
Mengenal seseorang yang disukainya hanya dari teman sepergaulannya atau sama
sekali tidak ada pacaran melainkan langsung dijodohkan karena fasilitas
teknologi belum secanggih sekarang.
b.
Pacaran hanya sebatas jalan-jalan di taman , keliling komplek karena fasilitas
yang belum memadai.
c.
Untuk berpegangan tangan dan bergandengan ketika pacaran di tempat umum masih
terkesan malu-malu karena rasa malu masih tinggi.
d.
Pacaran tidak mengarah ke arah nafsu.
Masa sekarang
:
a.
Mengenal seseorang yang disukainya bisa melihat dari facebook, yahoo messenger,
twitter, Friendster atau media social networking lainnya, karena kemajuan
teknologi yang semakin pesat.
b.
Pacaran saat ini yaitu jalan-jalan ke mall, nonton bioskop, nongkrong di
café-café karena fasilitas tersebut sudah menjamur.
c.
Untuk berpegangan tangan dan bergandengan di tempat umum tidak malu-malu jadi
cuek-cuek saja karena rasa malu sudah mulai mengurang.
PACARAN
DAN TEKNOLOGI
Gaya berpacaran sudah sangat erat sekali kaitan nya dengan aspek
Teknologi. Gaya berpacaran anak muda zaman sekarang sudah jelas mengalami
banyak perubahan daripada gaya berpacaran zaman dulu, semakin zaman maju maka
semakin berkembangnya pula teknologi yang ada di dunia ini. Tentu teknologi pun
jelas membawa perubahan gaya berpacaran anak muda.
Pada zaman
dulu pacaran kurang menggunakan teknologi yang ada, karena teknologi zaman dulu
masih bisa dibilang kurang. Zaman dulu pacaran anak muda dilakaukan dengan
jalan berduaan menyusuri jalan atau mencari tempat yang bersuasana nyaman,
indah seperti di taman atau di bawah pohon rindang. Jika pasangan yang
sedang dimabuk cinta berada pada jarak yang jauh, zaman dahulu masih
menggunakan media surat menyurat, dan saya rasa dengan gaya seperti itu sangat
berkesan sekali, dapat menyimpan surat-surat yang sangat berarti atau surat
yang mempunyai kesan moment yang sangat berkesan dapat disimpan dalam kotak
berharga, dan suatu saat bisa membuka kenangan itu dengan melihat dan membaca
kembali surat-surat tersebut.
Ketika zaman
semakin maju, teknologi-teknologi pun jelas semakin maju dan semakin modern, dimulai
datangnya telepon rumah, handphone atau alat telepon genggam yang bisa
mengirimkan surat-surat cinta elektronik, surat yang dikirimkan dengan surat
pos sudah mulai jarang digunakan, atau sudah bisa dibilang kuno oleh pemuda
zaman sekarang. Gaya berpacaran pun sangat jelas mengalami perubahan, dengan
jarak yang sangat jauh pun masih bisa mengobati kangen dengan telepon atau
dengan surat elektronik atau bisa disebut SMS. semakin maju zaman timbul lagi
teknologi baru seperti komputer dan internet, dengan internet jarak diseluruh
dunia pun sudah tidak ada pengaruhnya, kita dapat melihat wajah orang yang
sedang berada di benua lain dengan menggunakan webcam di internet, dan SMS pun
sudah di ganti dengan chatting yang dengan sekali kirim dapat langsung diterima
oleh pengguna lainnya. Mengobati perasaan kangen antar pemuda yang sedang
dimabuk cinta dapat dengan mudah diobati dengan adanya internet, apalagi dengan
adanya Facebook, fitur internet yang menyajikan semua keinginan penggunanya,
kita dapat bertukar photo, video, note atau catatan dengan sangat mudah sekali,
ketika zaman semakin maju, dan teknologi semakin canggih, gaya berpacaran pun
menjadi ikut mengalami perubahan ke arah kemodernan, surat menyurat melalui pos
sudah terasa asing dimata masyarakat di zaman sekarang. Tentu itu semua atau
semakin canggih nya teknologi, membawa kemudahan yang sangat besar bagi
masyarakat, terutama yang sedang berpacaran. Teknologi yang semakin canggih
membawa aspek-aspek positif untuk semua masyarakat didunia terutama yang sedang
berpacaran.
Tetapi
disamping itu semua, ada aspek-aspek negatifnya seiring dengan perubahan
teknologi yang semakin canggih. Dengan semakin canggih nya teknologi yang ada,
gaya berpacaran zaman sekarang semakin jauh berbeda dengan zaman dahulu. Zaman
dahulu gaya berpacaran pemuda yang sangat kaya dan yang miskin masih sama,
misalkan dengan berjalan-jalan berduaan di taman atau dibawah pohon rindang,
tetapi di zaman sekarang, perbedaan gaya pacaran pemuda kaya dengan yang miskin
semakin jauh, misalkan pemuda kaya bisa jalan-dengan menggunakan mobil atau
motor atau kendaraan lain nya, bisa menggunakan internet yang sangat canggih,
lain halnya dengan pemuda miskin, untuk menggunakan kendaraan pun tidak punya,
untuk menggunakan internet pun tidak bisa, sehingga dengan zaman semakin maju,
teknologi yang semakin canggih, perubahan atau kebersamaan dalam diri
masyarakat akan semakin kurang. Selain itu ada beberapa aspek negatif lain nya
seiring dengan berkembangnya teknologi yang semakin maju ini, salah satu nya
yaitu menjadi kurang nya kesan-kesan tersendiri yang ada pada zaman dahulu, di
zaan sekarang, sudah jarang sekali orang yang mengumpulkan surat-surat cinta
yang sangat berharga itu, di zaman sekarang jarang ada yang mengumpulkan
sms-sms cinta dari pasangannya, sms-sms cinta itu pun semakin kurang berkesan
dibanding dengan surat cinta zaman dahulu yang benar-benar ditulis tangan oleh
pemiliknya.
Aspek negatif
lain nya seiring dengan berkembangnya teknologi salah satunya berhubungan erat
dengan moral dan agama, di zaman sekarang semakin banyak nya asusila-asusila
yang dilakukan dengan anak kecil sampai kakek-kakek karena adanya teknologi
yang berkembang, yaitu handphone, komputer dan internet, zaman sekarang sudah
banyak gaya berpacaran yang sangat tidak bermoral atau bisa dibilang extrime
dengan menggunakan kamera video untuk bisa dikenang, dan bisa di share atau
dibagikan kepada khalayak banyak, banyak video-video mesum yang beredar di
handphone apalagi internet, itu disebabkan maraknya situs-situs dewasa yang ada
di internet yang dengan gampang bisa di akses oleh anak kecil, sehingga anak
kecil pun ikut belajar untuk berbuat mesum, dengan begitu seiring dengan
teknologi yang berkembang pesat, moral-moral anak bangsa apalagi yag sedang
berpacaran semakin mundur.
Sebenarnya teknologi
yang semakin canggih ini berguna untuk masayarakat agar dapat lebih mudah
menjalani hidup, dapat lebih mudah belajar, dapat manaikan derajat moral anak
bangsa, jika menggunakan teknologi itu dengan benar. Maka pintar-pintarlah
menggunakan teknologi agar gaya berpacaran semakin sehat, dan moral para pemuda
semakin tinggi. Dengan begitu berpacaran akan semakin mudah, dan akhlaq kita
semakin baik.
PACARAN DAN AGAMA
Umumnya pacaran didalam agama-agama banyak menimbulkan kontroversi.
A.Islam
Didalam agama Islam, tidak ada yang namanya
berpacaran, melainkan harus langsung menikah agar semua yang dilakukan memang
benar-benar halal dilakukan. Sebenarnya banyak presepsi tentang apa yang di
maksud dengan berpacaran. Ada yang menyebutkan bahwa pacaran agar kita lebih
mendekatkan tali silaturahmi dengan lawan jenis kita, ada yang menyebutkan
pacran itu tidak akan sepenuhnya menimbulkan dampak negatif ada juga yang
benar-benar mengharamkan yang namanya pacaran.
Segala sesuatu hal, pastilah ada dampak baik dan
dampak buruknya, apalagi dalam konteks pacaran. Didalam agama islam, tidak ada
istilah berpacaran, di dalam al Quran dan Al-Hadist pun tidak ada istilah yang
namanya pacaran dan segala sesuatu hal yang tidak ada didalam Al-Quran dan
Al-Hadist adalah hal yang tidak dicontohkan oleh agama Islam, dan hal yang
tidak dicontohkan oleh agama islam adalah hal yang tidak benar atau buruk,
karena agama islam akan selalu mencontohkan hal-hal yang benar.
Istilah pacaran sebenarnya tidak dikenal dalam
Islam. Untuk istilah hubungan percintaan antara laki-laki dan perempuan
pranikah, Islam
mengenalkan istilah “khitbah (meminang)”. Ketika seorang laki-laki menyukai
seorang perempuan, maka ia harus mengkhitbahnya dengan maksud akan menikahinya
pada waktu dekat. Selama masa khitbah, keduanya harus menjaga agar jangan
sampai melanggar aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh Islam, seperti
berduaan, memperbincangkan aurat, menyentuh, mencium, memandang dengan nafsu,
dan melakukan selayaknya suami istri.
Di dalam Islam tidak diharamkan apabila ada
pasangan lawan jenis yang menyatakan cintanya meskipun tidak dimaksudkan untuk
menikah, karena cinta adalah anugrah yang diberikan oleh Allah SWT. Dari cinta
itulah manusia dipasangkan untuk menikah. Islam hanya memberikan batasan-batasan
agar pacaran itu bisa dikatakan halal.
Dibawah ini adalah batasan-batasan nya :
a. Tidak melakukan perbuatan yang dapat
mengarahkan kepada zina Allah SWT berfirman, “Dan janganlah kamu mendekati
zina: sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan
yang buruk.” (QS. Al-Isra: 32) Maksud ayat ini, janganlah kamu melakukan
perbuatan-perbuatan yang bisa menjerumuskan kamu pada perbuatan zina. Di antara
perbuatan tersebut seperti berdua-duaan dengan lawan jenis ditempat yang sepi,
bersentuhan termasuk bergandengan tangan, berciuman, dan lain sebagainya.
b. Tidak menyentuh perempuan yang bukan
mahramnya Rasulullah SAW bersabda, “Lebih baik memegang besi yang panas
daripada memegang atau meraba perempuan yang bukan istrinya (kalau ia tahu akan
berat siksaannya).”
c. Tidak berduaan dengan lawan jenis
yang bukan mahramnya Dilarang laki dan perempuan yang bukan mahramnya untuk
berdua-duan. Nabi SAW bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari
akhir, maka jangan sekali-kali dia bersendirian dengan seorang perempuan
yang tidak mahramnya, karena ketiganya adalah setan.” (HR. Ahmad)
d. Harus menjaga mata atau pandangan
Sebab mata kuncinya hati. Dan pandangan itu pengutus fitnah yang sering membawa
kepada perbuatan zina. Oleh karena itu Allah berfirman, “Katakanlah kepada
laki-laki mukmin hendaklah mereka memalingkan pandangan (dari yang haram) dan
menjaga kehormatan mereka…..Dan katakanlah kepada kaum wanita hendaklah mereka
meredupkan mata mereka dari yang haram dan menjaga kehormatan mereka…” (QS.
An-Nur: 30-31)Yang dimaksudkan menundukkan pandangan yaitu menjaga pandangan,
tidak melepaskan pandangan begitu saja apalagi memandangi lawan jenis penuh
dengan gelora nafsu.
e. Menutup aurat
Diwajibkan kepada kaum wanita untuk menjaga aurat dan dilarang memakai pakaian
yang mempertontonkan bentuk tubuhnya, kecuali untuk suaminya. Dalam hadis
dikatakan bahwa wanita yang keluar rumah dengan berpakaian yang mempertontonkan
lekuk tubuh, memakai minyak wangi yang baunya semerbak, memakai “make up” dan
sebagainya setiap langkahnya dikutuk oleh para Malaikat, dan setiap laki-laki
yang memandangnya sama dengan berzina dengannya. Di hari kiamat nanti perempuan
seperti itu tidak akan mencium baunya surga (apa lagi masuk surga) Selagi
batasan di atas tidak dilanggar, maka pacaran hukumnya boleh.
Tetapi persoalannya mungkinkah pacaran tanpa berpandang-pandangan, berpegangan,
bercanda ria, berciuman, dan lain sebagainya. Kalau mungkin silakan berpacaran,
tetapi kalau tidak mungkin maka jangan sekali-kali berpacaran karena azab yang
pedih siap menanti Anda.
Banyak ulama yang menyebutkan bahwa pacaran itu adalah hal yang sangat
mendekati dengan perzinahan atau bisa disebut juga dengan zinah. Zinah tersebut
adalah hal yang sangat berdosa dalam agama islam, hukuman nya pun adalah
hukuman mati dengan cara dirajam, yaitu dengan dikubur sampai dengan kepala dan
di lempari batu sampai mati, itu menunjukan bahwa zinah adalah hal yang
benar-benar sangat berdosa. Berpacaran adalah campuran dari dua hal yaitu akal
atau perasaan cinta dan hawa nafsu, dan dua hal itu kadang selalu beradu untuk
menempati hati seseorang, jika dalam berpacaran, kita selalu menggunakan rasa
sayang, maka pacaran itu bisa dilakukan dengan sehat, dan akan membawa dampak yang
baik bagi yang memilikinya, tapi sebaliknya jika dalam berpacaran, kita banyak
menggunakan hawa nafsu, maka pacaran itu akan keluar dari norma-norma khususnya
dalam norma Agama, akan terjadi hal-hal yang negatif atau buruk menimpa pada
orang yang menggunakan nya. Sebagai contoh di zaman yang sekarang ini anak
kecilpun sudah banyak sekali yang berpacaran, pertama-tama mereka hanya ngobrol
lalu berpegangan tangan, jika hawa nafsu mereka tidak bisa tertahankan apalagi
apabila sedang berduaan, karena jikalau ada pasangan laki-laki dan perempuan
yang bukan muhrim ada dalam satu tempat dan tidak ada yang menemaninya, maka
sesungguhnya ada setan yang ada diantara mereka untuk menggoda hawa nafsunya,
jika hawa nafsu itu tidak bisa di kendalikan biasanya akan terjadi hal-hal yang
diluar pada norma agama khususnya islam. Pertama-tama hanya ngobrol, lalu
keesokan harinya berpegangan tangan, lalu berciuman, dan seterusnya sampai
melakukan perzinahan, yang seperti itulah yang benar-benar dikecam oleh agama
islm, jika seseorang melakukan perzinahan maka kerugian nya pun juga bukan
hanya di dunia, tapi diakhirat nanti. Di dunia akan di cap buruk oleh seluruh
masyarakat, akan mencoreng nama keluarga dan seluruh orang yang dekat dengan
nya, akan terasa diasingkan oleh masyarakat, lalu terakhir dirazam sampai mati.
Kenikmatan yang sesaat tapi kerugian yang tiada akhir, itulah akibat dari
seseorang yang berpacaran tidak berpegangan pada agama Islam. Dengan begitu
banyak ulama-ulama yang menyebutkan bahwa pacaran itu adalah haram, karena
dekat sekali dengan perzinahan. Apabila seseorang tidak kuat dengan hawa
nafsunya lebih baik menikahlah.
Jika kita melihat dan benar-benar tahu tentang aspek agama, khususnya agama
islam, dan terus dapat menerapkan ketaqwaan kita kepada allah swt, atau tetap
selalu menjalankan perintah Allah SWT dan tetap menjauhi segala yang dilarang
nya, diucapkan dengan lisan, ditekadkan didalam hati, dan diamalkan dengan
perbuatan, pacaran dapat dilakukan dengan berpacaran sehat, yaitu berpacaran
dengan tidak melakukan hal-hal yang benar-benar dilarang oleh Allah SWT. Jika
kita benar-benar menelaah, ternyata banyak juga aspek positif yang ada dengan
kita berpacaran, salah satunya yaitu untuk menyambungkan dan lebih dipererat
nya tali silaturahmi dengan lawan jenis kita, jika kita berpacaran tentu kita
harus dekat juga dengan seluruh keluarganya, teman-teman nya dan yang lainnya,
kita dituntut untuk lebih dekat dengan mereka, dan terus menyambung tali
silaturahmi dengan semua orang yang dekat dengannya, tentu itu adalah hal yang
positif, lalu ada juga yang dengan berpacaran, kita dituntut untuk lebih
serius dalam menjalani hidup, lebih semangat dalam belajar, dan lebih dewasa
untuk menjalani hidup, karena khususnya seorang laki-laki harus menjadi imam
yang baik untuk pasangannya, dengan bagitu seorang laki-laki itu menjadi ada
motifasi untuk menjalani hidup dengan lebih dewasa dan melakukan semuanya
dengan benar karena segala tindak tanduk nya akan dicontoh oleh pasangannya.
Lalu ada juga yang berpacaran dengan tujuan belajar untuk bisa menjalani hidup
untuk menikah kelak, jadi belajar sedikit-sedikit untuk selalu melakukan
hal-hal yang benar jikalau sudah menikah kelak. Melihat dan memahami sisi-sisi
baik buruk pasangan nya memahami sifat-sifat pasangannya, sehingga jikalau
sudah menikah kelak tidak akan timbul masalah-masalah yang disebabkan oleh
sifat-sifat pasangannya yang kurang baik, lebih baik merubah sifat buruk dalam
waktu pacaran daripada merubah sifat buruk pada saat sudah menikah.
Jika kita melihat sisi baik dalam berpacaran dan selalu memikirkan agama
dalam berpacaran, maka akan timbul dampak-dampak yang baik bagi kita. Maka
berbaik-baiklah dalam berpacaran karena pacaran adalah dasar dari rasa cinta,
dan rasa cinta adalah anugrah yang diberikan oleh Allah SWT, pergunakan lah
amanat dari Allah itu dengan benar.
2.6
Dampak Pacaran
a)
Adanya Free Sex.
Hal yang lebih
mengerikan lagi akibat dari pacaran yang tidak sehat adalah seks bebas
(freesex). Mereka pertama melakukan hal yang terlarang itu tetapi kemudian
mereka cenderung ketagihan.
b) Melemahkan Iman
Orang yang pacaran cenderung meletakkan rasa cinta kepada
kekasihnya di atas rasa cinta kepada Sang Pencipta. Tak perlu mengelak ataupun
mengiyakan, sebab pernyataan ini bisa dibuktikan dengan kualitas ibadah
seseorang. Jika kualitas ibadah seseorang menurun setelah mengalami jatuh
cinta, itu artinya porsi kecintaannya kepada Allah berkurang
c) Melatih Kemunafikan
Orang yang berpacaran itu seringkali menipu, berusaha agar
pasangannya yakin bahwa ialah yang terbaik. Memang tidak semua.. tapi umumnya
begitu. Ia akan menampakkan hal-hal yang baik di depan kekasihnya. Adapun
hal-hal yang buruk sebagian besar ia sembunyikan. Sebagian orang ada yang
sengaja menunjukkan beberapa keburukannya kepada kekasihnya sekedar untuk
meraih simpati, mencari kesamaan, mendapatkan pemakluman, atau sebagai
bumbu-bumbu romantisme belaka. Namun tidak jarang orang yang berpacaran
mengatakan sesuatu yang sebenarnya bertentangan dengan hati kecilnya.
d)
Mengurangi Produktivitas
Jika tidak pacaran, seorang siswa tentunya bisa melakukan
aktivitas lain yang lebih produktif; misal membuat karya seni, menulis artikel,
cerpen, puisi, karya tulis, mengerjakan PR, atau yang lainnya. Namun seringkali
produktivitasnya turun lantaran ia berpacaran.
e)
Menjadikan Hidup Boros
orang yang pacaran akan selalu berkorban untuk pacarnya.
Bahkan uang yang seharusnya untuk ditabung bisa habis untuk bersenang-senang:
membelikan hadiah pacarnya, membeli pulsa, mentraktir, nonton Film, dan yang
lainnya.
f) Penuh Masalah Sehingga Berakibat Stres
Hubungan
dengan pacar tentu saja tidak semulus diduga, jadi pasti banyak terjadi masalah
dalam hubungan ini. Jika remaja belum siap punya tujuan dan komitman yang jelas
dalam memulai pacaran, maka akan memudahkan ia stres dan frustasi jika tidak
mampu mengatasi masalahnya.
g) Meningkatkan atau Menurunkan Prestasi di
Sekolah
Bisa
meningkat atau menurun. Di dalam hubungan pacaran pasti ada suatu permasalahan
yang dapat membuat pasangan tersebut bertengkar. Dampak dari pertengkaran itu
dapat mempengaruhi prestasi mereka di sekolah. Tetapi tidak menutup kemungkinan
dapat mendorong mereka untuk lebih meningkatkan prestasi belajar mereka.
h) Memperluas atau Mempersempit Pergaulan
Sosial
Pergaulan
bisa tambah meluas atau menyempit. Pergaulan tambah meluas, jika pola interaksi
dalam peran hanya berkegiatan berdua, tetapi banyak melibatkan interaksi dengan
orang lainnya (saudara, teman, keluarga, dan lain-lain).
Pergaulan
tambah menyempit, jika sang pacar membatasi pergaulan dengan yang lain (tidak
boleh bergaul dengan yang lain selain dengan aku).
i)
Menjadikan Kita Lebih Dewasa
Problema cinta seperti patah hati, naksir dan perselingkuhan bisa menjadi
sebuah pengalaman yang mendukung kita menjadi lebih dewasa dan matang.
j)
Menjadi Motivator/Penyemangat
Pacar bisa memberikan motivasi kepada kita agar dapat berpikir
kedepan.Misalnya,cinta dapat mengubah perilaku seseorang menjadi lebih
progresif,seseorang yang tadinya malas belajar mendadak jadi rajin belajar
karena dorongan dari sang pacar.
k) Belajar Mengenal dan Menerima Orang Lain dalam
Kehidupan Pribadi.
Pacaran menuntut
kita untuk saling mengenal lebih dalam kepribadian pasangan kita dan juga
pacaran mengajarkan kita untuk saling mentoleransi kekurangan masing-masing
,dengan cara saling mentoleransi maka kita akan lebih mudah dalam menerima
orang lain dalam kehidupan pribadi.
l) Perasaan Aman, Tenang, Nyaman, dan
Terlindung
Hubungan
emosional (saling mengasihi, menyayangi, dan menghormati) yang terbentuk ke
dalam pacaran dapat menimbulkan perasaan aman, nyaman, dan terlindungi.
Perasaan seperti ini dalam kadar tertentu dapat membuat seseorang menjadi
bahagia, menikmati hidup, dan menjadi situasi yang kondusif baginya melakukan
hal-hal positif
2.7 Membentuk Pola
Pacaran Sehat
Membuat pola berpacaran kita
menjadi sehat carannya adalah dengan mempunyai
prinsip dalam diri setiap masing-masing individu yang berpasangan. Artinya,
segala sesuatu yang kita lakukan memiliki dasar dan tujuan yang jelas. dengan
bertujuan pacaran untuk belajar mengambil sikap dalam berpasangan dan belajar
berinteraksi dan saling melengkapi satu denga lainnya dan belajar memberika
cinta kasih kesemua orang.Kita bisa termasuk kedalam orang yang pola
berpacarannya sehat dengan menerapkan prinsip -prinsip yang sehat Dalam
berpacaran.Mungkin saja ketika dalam berpacaran kita menemukan perbedaan
prinsip, khususnya tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Hal itu
adalah wajar, asalkan tetap saling menghargai semua bisa kembali normal bahkan
bisa saling mererti satu sama lainnya. Setiap orang, khususnya pemuda-pemudi,
mempunyai hak untuk bicara secara terbuka, termasuk mengungkapkan prinsipnya
masing-masing kepada pasangannya dalam berpacaran . karena mengungkapkan
prinsip yang kita pegang akan berpengaruh pada penerimaan dari pasangan kita.
Maksud dan keinginan kita akan dapat diterima dan dimengerti pasangan kita
selagi kita tahu bagaimana mengomunikasikannya dengan pasangan kita.
Tips Pacaran Sehat :
Berikut ini
merupakan beberapa tips yang bisa dilakukan agar Anda menjalani sebuah hubungan
yang sehat.
- Perjelaslah
pengetahuan serta sikap pribadi tentang cinta dan seks. Kesadaran terhadap
nilai-nilai atau norma yang berlaku dapat dijadikan salah satu pengontrol.
- Kenali dan
perhatikanlah beberapa mitos menyesatkan mengenai cinta dan seks.
- Jika gaya
pacaran Anda telah bersinggungan dengan aspek seksualitas, sebaiknya
segera bertanya pada pihak yang tepat.
- Pandai-pandailah
memilih teman agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas.
- Ingat, pada
usia remaja, pacaran tentu hanya berorientasi pada proses saling mengenal
dan bukan untuk melakukan hubungan seks.
- Upayakan
tetap berkomunikasi dengan orangtua atau orang terdekat, terutama jika ada
masalah, agar mereka bisa mendampingi Anda dan pasangan. Sebaiknya, kenalkan
pacar pada orangtua.
- Terapkan
pola pacaran berlandaskan cinta yang tidak mengekang kebebasan bergaul,
tidak ada kekerasan fisik, dan terhindar dari penderitaan batin.
BAB
III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Tempat dan Waktu Penelitian
1. Penyebaran
angket dilakukan pada tanggal 7 - 9 Februari 2013 di berbagai kelas di SMA
Negeri 1 Purwodadi, yaitu :
o XI IPA 1
o XI IPA 4
o XI IPA 5
o XI IPS 1
o XI IPS 3
o XII IPA 7
o XII IPS 1
o Koperasi SMA N 1 Purwodadi
3.2
Bahan Penelitian
Penyebaran angket :
Angket yang disebarkan berjumlah 50 lembar, penyebaran angket dilakukan di beberapa kelas di SMA Negeri 1 Purwodadi dengan jumlah 5 angket per kelas.
3.3
Rancangan Percobaan
50
lembar angket yang disebarkan berisi 7 pertanyaan yang terdiri dari 5 pertanyaan
pilihan dan 2 pertanyaan isian. Angket tersebut berisi tentang pernah pacaran
atau tidak,diperbolehkan pacaran atau tidak, kapan pertama kali
pacaran(TK, SD, SMP, SMA), sudahkah memiliki cara sendiri untuk
mempraktikkan pola pacaran sehat,pernahkah mendengar atau mengikuti adanya
sosialisai tentang pacaran sehat,pendapat perlunya atau tidaknya pengadaan
sosialisasi pacaran sehat, dan pendapat tentang pacaran.
3.4
Teknik Pengumpulan Data
Metode pengamatan
yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ini adalah dengan
pengisian angket dan juga mencari artikel-artikel yang berasal dari website di internet.
Setelah semua narasumber mengisi angket, data yang diperoleh dari angket kemudian dikumpulkan dan
ditulis dalam bentuk presentase.
BAB
IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
A.Tabel
Hasil Penyebaran Angket tentang Pacaran
Tabel
1
No.
|
Pertanyaan
|
Pernah
|
Tidak
|
1.
|
Apakah anda pernah pacaran ?
|
90%
|
10%
|
Tabel
2
No.
|
Pertanyaan
|
Ya
|
Tidak
|
1.
|
Apakah anda diperbolehkan pacaran ?
|
55%
|
45%
|
Tabel
3
No.
|
Pertanyaan
|
TK
|
SD
|
SMP |
SMA |
1.
|
Kapan anda pertama kali pacaran ?
|
0%
|
15%
|
56%
|
29% |
Tabel 4
No.
|
Pertanyaan
|
Sudah
|
Hampir
|
Belum
|
1.
|
Sudahkah anda memiliki tips atau cara
sendiri untuk mempraktikkan pola pacaran sehat ?
|
3%
|
54%
|
43%
|
Tabel
5
No.
|
Pertanyaan
|
Sudah
|
Hampir
|
Belum
|
1.
|
Selama anda pacaran sudahkah anda
berhasil mempraktikkan pola pacaran sehat ?
|
2%
|
15%
|
83%
|
B.Analisis
Hasil Penyebaran Angket
Setelah responden diminta mengisi angket,didapat datasebagai
berikut.
1.
Dari
pertanyaan pernah pacaran atau tidak,didapat 90% responden menyatakan pernah
pacaran , dan 10% responden menyatakan tidak pernah pacaran.
2.
Dari
segi boleh atau tidaknya berpacaran,didapat 55% responden menyatakan tidak
diperbolehkan berpacaran, dan 45% diperbolehkan.
3.
Dari
pertanyaan tabel 3 yaitu kapan pertama kali anda pacaran,didapat 15% saat SD, 56% saat SMP, 29% saat SMA.
4.
Dari
pertanyaan sudahkah anda memiliki tips atau cara sendiri untuk mempraktikkan
pola pacaran sehat,didapat 3% memilih sudah, 54% hampir,dan 430% belum.
5.
Dari
pertanyaan selama anda pacaran sudahkah anda berhasil mempraktikkan pola
pacaran sehat,didapat 2% menyatakan sudah, 15% menyatakan hampir,dan 83% menyatakan belum.
Dari data diatas dapat dilihat bahwa pada dasarnya pacaran
merupakan hal yang tidak asing lagi dalam kehidupan remaja saat ini.Walaupun
sebagian besar remaja saat ini tidak diperbolehkan berpacaran tetapi banyak
remaja saat ini yang memulai pacaran saat duduk di bangku SMP.Pacaran
remaja-remaja di jambi saat ini pun masih tergolong pacaran yang belum
sehat.Hal tersebut dikarenakan belum adanya cara atau tips yang dapat membuat
mereka mempraktikkan pola pacaran sehat.
4.2 Pembahasan
Masa
remaja adalah masa peralihan dari masa kekanakan menuju masa kedewasaan. Saat
ini, pacaran sudah menjadi kebiasaan yang menjadi tradisi pada kalangan remaja.
Bahkan terkadang remaja yang belum pernah berpacaran dikatakan ketinggalan
zaman. Sebenarnya, pacaran itu bukanlah sesuatu yang membuat remaja yang
tidak berpacaran menjadi terbelakang. Karena pacaran secara harfiah sebenarnya
bukanlah ditujukan untuk remaja. Melainkan untuk orang dewasa yang sudah mulai
menuju ke jenjang pernikahan. Dengan melihat kenyataan ini, kami menanyakan
beberapa pendapat dari teman-teman, tentang definisi pacaran pada remaja
menurut pandangan mereka masing-masing.
Berikut beberapa diantaranya :
Pacaran adalah salah satu hubungan
antara 2 sijoli, pria dan wanita dimana mereka berdua menjalin hubungan yang
lebih dari sekedar pertemanan dan juga lebih dari sebuah persahabatan. Diantara
mereka berdua saling mencintai dan melengkapi satu sama lain. – A -
Pacaran itu adalah perasaan orang
yang menempatkan lawan jenis (baik laki-laki maupun perempuan) di tempat yang
spesial, yaitu dalam hati. – B -
Pacaran itu adalah bagaimana
seseorang belajar untuk bisa menghargai sikap dan menerima kekurangan orang
lain. – C -
Pacaran adalah sebuah proses yang
saling melengkapi dan saling memenuhi kekurangan masing-masing individu dengan
kelebihan pasangannya serta proses saling introspeksi diri dan saling
mengkoreksi kesalahan pasangan secara detail dan mendalam. - Imam Syabudin Anwar -
Pacaran itu merupakan sesuatu yang
sia-sia bagi remaja. Karena pacaran dapat menurunkan nilai bagi pelajar dan
dapat membuat orang sakit hati. – D -
Pacaran itu adalah sebuah dosa,
karena pacaran adalah hubungan yang dilarang dalam Islam.
- E -
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan
lakukan, definisi dari pacaran pada remaja saat ini adalah sebuah hubungan yang
diawali dengan perdekatan dan ketertarikan diantara dua insan yang berlawanan
jenis, yang dimulai dengan adanya kesepakatan antara kedua belah pihak.
Pertentangan pendapat tentang pacaran memang kerap kali
terjadi,tetapi pertentangan itu tidaklah penting untuk dipermasalahkan, yang
terpenting adalah bagaimana cara pacaran tersebut.Untuk itu jika anda berpacaran
upayakanlah pacaran yang anda lakukan adalah pola pacaran sehat.
Gaya pacaran disebut sehat apabila :
1. Sehat fisik
Sehat secara fisik berarti enggak ada kekerasan dalam berpacaran. Biarpun cowok
secara fisik lebih kuat, bukan berarti bisa seenaknya menindas kaum cewek.
Pokoknya, dilarang saling memukul, menampar, atau menendang.
2. Sehat emosional
Hubungan kita dengan orang lain akan terjalin dengan baik apabila ada rasa
nyaman, saling pengertian dan keterbukaan. Kita tidak cuma dituntut untuk
mengenali emosi diri sendiri, tetapi juga emosi orang lain. Dan yang penting
lagi adalah bagaimana kita bisa mengungkapkan dan mengendalikan emosi dengan
baik. Kita memang tidak boleh juga melakukan kekerasan nonfisik, marah-marah, mengumpat-umpat
orang lain ataupun pacar.
3. Sehat sosial
Pacaran tidak mengikat. Artinya, hubungan sosial dengan yang lain harus
tetap dijaga. Kalau pagi, siang, dan malam selalu bersama sama pacar, bisa
bahaya!Karena kemungkinan besar kita bisa-bisa tidak punya teman. Dan bukan tidak
mungkin, jika kita akan merasa asing di lingkungan sendiri.
4. Sehat seksual
Secara biologis, kita yang masih remaja ini mengalami perkembangan dan
kematangan seks. Tanpa disadari, pacaran juga memengaruhi kehidupan seksual
seseorang. Kedekatan secara fisik bisa memicu keinginan untuk melakukan kontak
fisik. Kalau diteruskan, bisa enggak terkontrol alias kebablasan. Jadi, dalam
berpacaran kita harus saling menjaga. Artinya tidak melakukan hal-hal yang
berisiko.
Banyak diskusi dan seminar yang membahas masalah pacaran dan seks.
Penelitian tentang remaja dan perilaku seksnya pun sudah banyak. Hal ini
dikarenakan dalam kenyataannya, banyak remaja yang sudah melakukan
aktivitas-aktivitas yang berisiko dan pada akhirnya adalah intercourse.
Sesuai
dengan data angket yang di dapat,diketahui jika Pacaran remaja-remaja SMANSA PURGAN saat ini
pun tergolong pacaran yang belum sehat. Untuk itu seharusnya
sosialisasi tentang pacaran
sehat dan informasi
pendidikan seksualitas diantara kalangan remaja harus segera dilakukan agar
pola pacaran remaja-remaja di SMA N 1 Purwodadi menjadi sehat.
.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pacaran
adalah sesuatu yang khas dengan dunia remaja. Mereka mulai mengenal cinta
setelah pubertas. Tetapi pacaran pada anak remaja harus bersifat sehat dan
positif, karena dengan pacaran yang sehat mereka tidak akan tersesat dalam gaya
hidup bebas.Pacaran dapat memberikan dampak yang positif bagi remaja, akan
tetapi dilain pihak sisi negatifnya juga banyak. Maka untuk itu kita harus
mengkondisikan agar remaja berpacaran yang sehat agak menghindari dampak
negatif tadi.Untuk itu diperlukan kerja sama dari berbagai pihak agar remaja
tidak terjerumus kedalam pacaran yang tidak sehat yang mengarah pada freeseks.
5.2
Kritik dan Saran
Tidak
sedikit remaja yang terjerumus kedalam pacaran yang tidak sehat. Mereka yang
terjebak dalam freeseks menghancurkan masa depannya sendiri. Ini dikarenakan
minimnya sosialisasi tentang pacaran sehat dan juga informasi pendidikan
seksualitas diantara kalangan remaja. Orangtua punya tanggungjawab besar untuk
mengawasi putra-putrinya yang sudah remaja agar tidak menjadi korban.
Sebagai
remaja yang baik dan berpendidikan, kita harus dapat membedakan yang mana yang
baik dan buruk, yang betul dan salah, serta yang positif dan negatif. Ini semua
demi diri kita dan masa depan kita nanti. Jangan pernah coba-coba sesuatu yang
belum tentu baik, apalagi yang sudah jelas tidak baik.
Daftar Pustaka